Minggu, 25 September 2016

Game Technology Augmented Reality



--- Review Makalah ---

MAKALAH 1
Augmented Reality for Board Games (Cited by 17)
Eray Molla, Vincent Lepetit, EPFL, CVLab
              Makalah ini berisi tentang pembuatan tipe baru dari board game yang menggunakan teknologi Augmented Reality. Game ini menggunakan beberapa perangkat seperti webcam dan teknik Computer Vision untuk memainkannya. Objek yang digunakan ditampilkan dengan tampilan yang nyata, namun ditambahkan dengan efek visual. Penulis melakukan demonstrasi pembuatan game AR ini menggunakan permainan Monopoly, sehingga cara bermain yang akan digunakan lebih mudah dipahami oleh para pemain.

MAKALAH 2
Augmented Reality Games on the iPhone (Cited by 6)
Amanda Rösler, Bachelor Thesis, Blekinge Institute of Technology, Spring 2009
Makalah ini membahas tentang beberapa masalah dan kemungkinan yang akan terjadi dalam pembuatan game AR pada iPhone. Maka dari itu, penulis mengimplementasikan sebuah game AR yang berbentuk multiplayer dan melakukan survei pada kinerja dan pengguna. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, dapat dikatakan bahwa salah satu sensor dari iPhone yaitu berupa accelerometer, dapat digunakan secara efektif dalam penggunaan game AR pada iPhone.

MAKALAH 3
Augmented Reality Games : a Review (Cited by 21)
Chek Tien Tan, Donny Soh, October 15, 2010
     Makalah ini membahas tentang tinjauan suatu game yang menggunakan teknologi Augmented Reality. Tidak hanya teknologi, AR juga memberikan unsur baru seperti seni maupun hiburan bagi para penggunanya. Maka dari itu, penulis melakukan suatu survei atau analisa tentang penggunaan teknologi Augmented Reality pada game, baik pada perspektif penelitian maupun dalam hal komersial. Berdasarkan hasil survei (berupa grafik) juga menunjukkan bahwa game yang menggunakan teknologi AR cenderung memudahkan penggunanya, seperti kemudahan mengakses yang dapat dilakukan hanya melalui ponsel.

MAKALAH 4
Augmented Reality Techniques in Games (Cited by 12)
Dieter Schmalstieg Graz, University of Technology, Austria
       Makalah ini membahas tentang teknik-teknik yang digunakan dalam pembuatan Augmented Reality pada game. Seperti bagaimana cara mengimplementasikannya maupun apa yang harus ditampilkan dalam suatu game. Penulis juga mengajarkan cara-cara untuk membuat teknik tampilan antarmuka yang efektif dan efisien. Dengan mempelajari dan menggunakan permainan berbasis Augmented Reality, pembuat atau peneliti dapat membangun suatu aplikasi AR yang lebih menarik.

MAKALAH 5
Bringing Augmented Reality to Mobile Phones (Cited by 46)
Anders Henrysson, Dissertations, No. 1145, Department of Science and Technology, Linköpings universitet, Norrköping 2007
           Makalah ini membahas tentang upaya untuk membawa teknologi Augmented Reality pada ponsel (mobile phones) dan masyarakat umum. Memasukkan teknologi AR pada suatu ponsel bukanlah hal yang mudah, penulis mendapatkan banyak tantangan yang berbeda dari arah penelitian yang berbeda pula. Makalah ini juga membahas tentang tantangan yang dihadapi dan menciptakan kontribusi pada beberapa bidang seperti pelacakan ponsel berbasis computer vision, teknik 3 dimensi pada ponsel, aplikasi novel AR dengan mode single-user, dan aplikasi novel AR dengan mode kolaborasi.

MAKALAH 6
Collaborative Gaming in Augmented Reality (Cited by 107)
Zsolt Szalavári, Erik Eckstein, Michael Gervautz, Institute of Computer Graphics, Vienna University of Technology, Karlsplatz 13/186/2, A-1040 Vienna, Austria
              Makalah ini memperkenalkan sebuah kolaborasi lokal teknologi Augmented Reality yang berbasis hiburan dalam rumah. Penulis menggunakan beberapa setup yang memungkinkan untuk menampilkan stereoscopic dan interaksi individual bagi setiap pemain. Tentunya, susunan perangkat yang digunakan tidak menghalangi komunikasi sosial yang ada. Penulis juga menggunakan permainan Mah-Jong yang telah banyak diketahui orang, hal tersebut dilakukan untuk menentukan komunikasi sosial dan kebutuhan ruang individu yang dimiliki oleh setiap pemain.

MAKALAH 7
Designing Augmented Reality Games for Mobile Learning using an Instructional-Motivational Paradigm (Cited by 17)
F. Fotouhi-Ghazvini, R. A. Earnshaw, D. Robison, P. S. Excell School of Informatics, Computing and Media, University of Bradford, UK Dept of Software Engineering, University of Qom, Iran Centre for Applied Internet Research, Glyndŵr University, Wrexham, UK
              Makalah ini membahas tentang pembuatan desain game AR pada pembelajaran berbasis mobile menggunakan paradigma instruksi motivasi. Tentunya, sebelum pembuatan makalah ini, penulis telah melakukan survei pada penggunaan game AR berbasis mobile learning. Penulis menyimpulkan bahwa game mobile dapat menambahkan model pembelajaran yang lebih nyata bagi para pelajar. Dengan adanya hal tersebut, para pendidik dapat menggabungkan game-game tersebut pada kurikulum mereka dari beberapa cara atau instruksi yang didapatkan dari setiap game.

MAKALAH 8
Developing an Augmented Reality Racing Game (Cited by 64)
Ohan Oda, Levi J. Lister, Sean White, Steven Feiner, Department of Computer Science, Columbia University New York, NY 10027
       Makalah ini membahas tentang pembuatan dan pengembangan teknologi Augmented Reality pada Racing Game. Penulis menggunakan beberapa infrastruktur seperti platform pengembang game XNA dan beberapa controller. Pemain dapat memainkan game ini dengan cara menggunakan alat yang diletakkan pada kepala mereka dan secara otomatis pemain dapat melihat gambar atau video melalui alat tersebut. Untuk menggerakkan objek dalam game, pemain menggunakan controller yang berbentuk nyata.

MAKALAH 9
Motivations for Augmented Reality Gaming (Cited by 77)
Trond Nilsen, Steven Linton, Julian Looser, HIT Lab NZ, University of Canterbury, Christchurch, New Zealand
             Makalah ini membahas tentang ide penulis untuk mengembangkan gaya permainan yang dulu pernah ada menjadi suatu permainan yang nyata maupun berbasis komputer. Penulis juga membahas tentang kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada gaya permainan dulu, termasuk dalam aspek fisik, mental, sosial, dan emosional. Penulis memulai idenya dengan cara mengembangkan gaya permainan dulu dengan menggunakan teknologi Augmented Reality dan mulai mengeksplor tampilan antarmuka dalam game. Penulis pun mulai menuangkan idenya pada beberapa genre game seperti strategy dan role playing games (RPG).

MAKALAH 10
Outdoor Augmented Reality Gaming on Five Dollars a Day (Cited by 21)
Benjamin Avery, Bruce H. Thomas, Joe Velikovsky, Wayne Piekarski, Wearable Computer Lab School of Computer and Information Science, University of South Australia, Mawson Lakes, Adelaide, SA, 5095, Australia
     Makalah ini membahas tentang penggunaan game berbasis teknologi AR dengan pengeluaran yang lebih rendah dibanding dengan penggunaan teknologi AR yang lainnya. Maka dari itu, penulis membahas tentang pilihan-pilihan perangkat keras yang digunakan serta alasan dibalik pemilihan teknologi sensor yang tepat. Penulis juga memberikan teknik-teknik dalam membuat desain game dan solusi perangkat lunak untuk mengatasi keterbatasan hardware agar tidak memerlukan platform high-end yang mahal, seperti penggantian penggunaan teknologi GPS dengan sebuah grid untuk mengetahui lokasi player.

--- Kesimpulan ---

Berdasarkan beberapa makalah dengan tema “Game Technology Augmented Reality” yang telah saya baca dan saya review, dapat dikatakan bahwa akhir-akhir ini banyak sekali perkembangan game menggunakan teknologi Augmented Reality khususnya pada Mobile Phone. Maka dari itu, saya dapat menyimpulkan bahwa teknologi AR tersebut sudah mulai banyak dikenal oleh masyarakat umum dan memiliki dampak positif terutama dalam hal pembelajaran. Topik baru yang dapat saya buat yaitu “Augmented Reality Coloring Books for Adults on Mobile Phones”. Coloring books tersebut dapat berbentuk suatu aplikasi maupun sebuah game. Pengguna dapat memilih berbagai gambar yang telah disediakan dan mewarnai gambar tersebut langsung pada ponsel pengguna. Hasil yang telah jadi dapat dicetak dan kemudian pengguna dapat melakukan scanning pada gambar tersebut. Objek 3 dimensi akan muncul pada layar ponsel sehingga gambar akan tampak lebih nyata dan pengguna dapat menggabungkan beberapa hasil dari gambar yang telah mereka warnai, kemudian pengguna dapat memainkan game yang disediakan pada aplikasi tersebut.



Digital Audio Workstation (DAW)

DAW adalah sistem elektronik yang satu-satunya dirancang untuk proses rekaman, editing dan play back digital audio. DAW disebut tape-less, sistem yang berbasis mikroprosesor seperti Synclavier. Perangkat DAW saat ini berjalan pada komputer dengan perangkat interface audio.

Dengan sistem DAW (Digital Audio Workstation) ini, kita dapat memiliki sebanyak mungkin Compressor, Reverb, atau plug in lainnya selama sistem yang kita miliki dapat memenuhi. Dibandingkan dengan pada jaman analog, dimana kita harus membeli banyak unit compressor, reverb, EQ, dan lain-lain. Hal inilah yang menyebabkan semakin populer nya studio rekaman digital, tentunya dengan harga terjangkau dan kualitas yang professional.



Berikut ini daftar 6 software DAW :
1.      Image-Line Studio
Fungsi dari software ini membuat kita mampu untuk menghasilkan PlayList Clips Live menggunakan mouse, layar sentuh, tombol QWERTY atau MIDI Controller dan fungsi Plugin-nya yang sudah update.

2.      Ableton Live
Versi 9 dari Ableton Live dapat memperkuat fungsi yang ada sebelumnya dan menambah beberapa fitur-fitur baru. Fungsi pada MIDI telah mengalami perbaikan, hasil konversi audio pada MIDI sangat baik, serta browser baru yang disediakan memiliki fungsi pencarian yang efektif dan efisien.

3.      ProSonus Studio One
Versi terbarunya SO2 menawarkan beberapa manajemen proyek yang luar biasa dan integrasi fitur-fitur yang berjalan. CD yang disediakan untuk penguasaan dan persiapan pembuatan projek juga sangat kuat.

4.      Apple Logic Pro
Versi terbaru dari perangkat ini menggunakan Apple’s Juni or DAW dengan tujuan supaya perangkat ini dapat dikompetisikan dengan perangkat-perangkat lain seperti Ableton live.

5.      Sony Creatives Software Acid
Software ini merupakan karya yang revolusioner di awal peluncurannya di tahun 1998. Saat ini fitur-fiturnya semakin diperkuat sebagaimana versi terbaru dari perangkat ini muncul (versi 7), perangkat ini juga sudah mampu mengatur MIDI.

6.       Apple GarageBand
Versi terbaru dari perangkat ini diluncurkan tahun 2012. GarageBand ’11 menambah banyak fitur seperti Logic’s flex time dan Groove Matching Technology. Fitur pembelajaran juga sudah diperbarui dan menjadikannya sebagai perangkat DAW satu-satunya yang dapat mengajari kita bermain gitar dan piano.

Membuat Abstraksi Huruf Cetak Menggunakan Adobe Illustrator

Huruf cetak menjadi simbol yang sangat mudah dikenali dan huruf cetak dapat diekspresikan dengan berbagai macam gaya variasi serta bentuk font. Sehingga dengan huruf cetak tersebut, desainer akan terbantu dalam mengekspresikan berbagai macam bentuk gaya dengan makna yang pasti. Berikut cara-cara pembuatan abstraksi huruf cetak pada Adobe Illustrator :

1. Setelah membuat New Document atau halaman kosong, maka dapat memilih atau melakukan select pada Type Tool (T) di Tools Box yang tersedia di bagian kiri Adobe Illustrator.


2. Kemudian menulis huruf sesuai dengan keinginan, untuk project ini menggunakan dua huruf yatu ‘G’ dan ‘T’.


3. Format huruf dapat diganti sesuai keinginan. Gambar box tersebut berada di bagian atas Adobe Illustrator. Character yang dibuat menggunakan font Ar Essence dengan ukuran 72 pt.


4. Untuk dapat merubah atau mengkonversi font menjadi path, maka dapat dilakukan dengan cara select pada type font dan membuat outline (ctrl + shift + o). Kemudian melakukan ungroup untuk memisahkan kedua huruf tersebut dengan cara klik kanan pada type font dan pilih ungroup.


5. Kedua huruf tersebut dapat dirubah ataupun dipindahkan sesuai keinginan, sehingga pada gambar tersebut huruf ‘T’ digabungkan pada bagian bawah huruf ‘G’.


6. Melakukan select pada Direct Selection Tool (A) di Tools Box yang tersedia di bagian kiri Adobe Illustrator.


7. Direct Selection Tool dapat digunakan untuk merubah atau mengedit path pada font dengan cara melakukan selection pada bagian tertentu dari huruf sehingga dapat merubah bagian bawah dari huruf ‘T’ seperti gambar di bawah.


8. Melakukan select pada Pen Tool (P) di Tools Box yang tersedia di bagian kiri Adobe Illustrator.


9. Pen Tool dapat digunakan untuk membuat sebuah garis atau bidang. Pada gambar di bawah ditambahkan sebuah bidang berbentuk segitiga di bagian kanan huruf ‘T’ dan dua buah bidang persegi panjang di bagian kanan huruf ‘G’.


10. Menambahkan sebuah lingkaran di bagian luar huruf ‘G’ dan ‘T’ dengan menggunakan ketebalan garis sebesar 7 pt.


11. Melakukan copy and paste pada gambar sebelumnya dan merubah warna pada fill dan outline sehingga membentuk ruang positif dan ruang negatif yang berbeda dari gambar sebelumnya.




Jumat, 23 September 2016

Membuat "Scenes" pada Game Salad


Scenes merupakan suatu hal yang penting dalam sebuah permainan. Kita dapat membuat sebuah scene untuk menu awal dalam permainan, tingkat permainan individu, dan akhir dalam sebuah permainan. Aktor dalam sebuah scene dapat ditempatkan menggunakan layer.  Layer mampu memberikan visualisasi yang baik dalam sebuah permainan, kita juga dapat membagi aktor menjadi sebuah kelompok dengan menggunakan layer tersebut (depan atau belakang layer lain).

Untuk menambahkan Scenes baru, kita dapat menekan tombol Home dan kemudian menekan tombol '+' di bagian kiri bawah atau klik tombol “Scenes” pada menu navigation. Untuk menyalin sebuah scenes yang ada, tekan  'pilihan' ("alt") dan tarik salinan scenes yang ada ke lokasi yang diinginkan dalam daftar scenes. Untuk menghapus scenes, cukup klik dan tekan "Delete" atau "-" tombol di bagian kiri bawah.

Tahap – tahap membuat Scene :

1. Membuat scene baru dan nama-nama scene.


2. Atribut dalam “Main Scene” dengan size standart yaitu 320x480, tidak menggunakan Wrap X dan Wrap Y serta gravitasi. Menggunakan warna merah muda serta menggunakan autorotate yaitu “Landscape Left”.


3. Tampilan Rules pada “Main Scene”. Dalam semua kondisi, saat mouse di tekan pada aktor saja, maka scene akan berpindah ke scene selanjutnya atau “Scene 1”, dalam aktor di “Main Scene” memiliki display text yang bertuliskan “Scene 1” dengan font “Verdana”.


Berikut tampilan beberapa aktor dalam library.


4. Atribut dalam “Scene 1” dengan size standart yaitu 320x480, tidak menggunakan Wrap X dan Wrap Y serta gravitasi. Menggunakan warna abu-abu tua serta menggunakan autorotate yaitu “Landscape Left”.


5. Tampilan Rules pada “Scene 1”. Dalam semua kondisi, saat mouse di tekan pada aktor saja, maka scene akan berpindah ke scene selanjutnya atau “Scene 2”, dalam aktor pertama di “Scene 1” memiliki display text yang bertuliskan “Scene 2” dengan font “Verdana”.


6. Tampilan Rules pada “Scene 1”. Dalam semua kondisi, saat mouse di tekan pada aktor saja, maka scene akan berpindah ke scene sebelumnya atau “Main Scene”, dalam aktor kedua di “Scene 1” memiliki display text yang bertuliskan “Main Scene” dengan font “Verdana”.


7. Atribut dalam “Scene 2” dengan size standart yaitu 320x480, tidak menggunakan Wrap X dan Wrap Y serta gravitasi. Menggunakan warna coklat tua serta menggunakan autorotate yaitu “Landscape Left”.


8. Tampilan Rules pada “Scene 2”. Dalam semua kondisi, saat mouse di tekan pada aktor saja, maka scene akan berpindah ke scene sebelumnya atau “Scene 1”, dalam aktor pertama di “Scene 2” memiliki display text yang bertuliskan “Scene 1” dengan font “Verdana”.


9. Tampilan Rules pada “Scene 2”. Dalam semua kondisi, saat mouse di tekan pada aktor saja, maka scene akan berpindah ke scene awal atau “Main Scene”, dalam aktor kedua di “Scene 2” memiliki display text yang bertuliskan “Main Scene” dengan font “Verdana”.


Tampilan “Main Scene” saat dijalankan.


Tampilan “Scene 1” saat aktor yang bertuliskan “Scene 1” ditekan.


Tampilan “Scene 2” saat aktor yang bertuliskan “Scene 2” ditekan.




Kamis, 22 September 2016

Membuat Abstraksi Garis dan Bangun Datar Menggunakan Adobe Illustrator

Metode abstraksi dengan menggunakan elemen garis dan bangun datar ini ditekankan pada keserasian antara garis dan bangun datar yang saling berdekatan dan berintegrasi satu sama lain. Integrasi antara garis dan bangun datar tidak selalu harus tertutup. Sehingga mengintegrasikan bentuk positif dengan bentuk negatif juga merupakan karya yang baik dalam membangun keserasian komposisi desain. Berikut beberapa cara-cara sederhana untuk membuat abstraksi garis dan bangun datar menggunakan Software Adobe Illustrator :


Langkah pertama yaitu membuat beberapa macam garis dan bangun datar menggunakan Pen Tool yang terletak pada Tools Box sehingga membentuk suatu objek yaitu bintang yang telah melewati proses simplifikasi (penyederhanaan objek).



Langkah kedua yaitu memberi warna pada beberapa bangun datar dengan warna hitam.



Gambar di bawah merupakan keterangan dari bangun datar yang memiliki warna atau fill hitam dan tidak memiliki garis tepi atau outline.



Langkah ketiga yaitu memberi ketebalan pada garis-garis yang telah dibuat.



Gambar di bawah merupakan keterangan dari stroke yang dimiliki oleh garis-garis dan menunjukkan bahwa garis-garis yang telah dibuat memiliki ketebalan sebesar 10 pt.



Gambar di bawah merupakan hasil sederhana dari abstraksi elemen garis dan bangun datar menggunakan Software Adobe Illustrator.









Rabu, 21 September 2016

Teknologi Leap Motion




Leap Motion Controller adalah perangkat USB kecil yang dirancang untuk ditempatkan di sebuah desktop. Menggunakan dua kamera IR monokromatik dan tiga LED inframerah, perangkat mengamati daerah sekitar yang berbentuk setengah bola dengan jarak sekitar 1 meter (3 kaki).  Penggunaan Leap Motion ini memungkinkan pengguna untuk mengontrol komputer tanpa menyentuhnya, cukup menggerakan jari di depan sensor Leap Motion.

Teknologi Leap Motion pertama kali dikembangkan pada tahun 2008 di saat pendiri David Holz sedang belajar untuk gelar Ph.D matematika. Setelah investasi awal, Holz mendirikan perusahaan pada tahun 2010 dengan teman masa kecilnya Michael Buckwald. Mereka mengembangkan perangkat mirip Microsoft Kinect namun diklaim memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi. Tujuan David Holz dan Michael Buckwald adalah menggantikan fungsi keyboard dan mouse serta memungkinkan pengguna menjelajahi komputer hanya dengan gerakan jari.

Cara kerja Leap Motion adalah dengan menciptakan ruang 8 kaki kubik interaktif yang mampu mendeteksi jari, tangan, dan gerakan lengan. Teknologi Leap Motion memang serupa dengan Kinect, namun Leap Motion ini jauh lebih canggih dan akurat, hal ini karena perbedaan metode kerja yang digunakan Kinect dengan Leap Motion. David Holz dan Michael Buckwald mengatakan bahwa Leap Motion adalah suatu lompatan teknologi yang menguntungkan bagi sistem komputer dan sistem operasi. Leap Motion dapat melakukan hal apapun yang dapat dilakukan oleh mouse. Leap Motion juga menyediakan Software Development Kit (SDK) untuk membantu pengembang menciptakan aplikasi atau game berbasis Leap Motion.

Sabtu, 17 September 2016

Prediksi Game di Masa Depan






Perkembangan game dari masa ke masa dapat dikatakan menjadi suatu yang banyak diperbincangkan oleh banyak orang, terutama para game developer. Persaingan di pasar game portable dan console juga nampak makin seru dengan hadirnya ponsel - ponsel pintar atau smartphone yang beberapa sudah memiliki kemampuan olah data yang setara dengan sebuah komputer kelas menengah. Berdasarkan pengamatan dari beberapa hal tersebut, didapatkan beberapa aspek yang berpengaruh pada perkembangan game di masa depan, yaitu :

1.       Hardware yang semakin canggih
Hardware merupakan perangkat penting pada suatu teknologi. Dengan adanya hardware, pengguna dapat dihubungkan secara langsung pada software. Sehingga tidak dapat dipungkiri lagi, perkembangan hardware akan selalu ada dari tahun ke tahun. Semakin bervariasi software yang diciptakan, maka semakin bervariasi dan meningkat pula kapasitas dan kualitas dari hardware. Hardware yang semakin canggih akan membuat para game developer menciptakan suatu permainan yang memiliki grafis yang super tinggi dan detail. Perkembangan hardware akan sangat pesat pada dunia teknologi digital dengan adanya kemunculan inovasi – inovasi baru di setiap bulannya. Dengan adanya perkembangan ini, konsol menjadi salah satu mesin gaming yang bersaing dengan Personal Computer (PC) dan smartphone atau tablet.

2.       Konsol akan tergantikan dengan layanan Cloud
Menurut CEO Ubisoft, Yves Guillemot, konsol di masa mendatang hanya tinggal sejarah. Dapat dikatakan masa depan konsol akan tergantikan dengan layanan Cloud. Setiap game yang dimainkan, akan diakses dengan menggunakan teknologi streaming. Sehingga konsol di masa depan akan hanya berbentuk kontroler dan monitor saja. CEO Electronic Arts, Peter Moore, memiliki pemikiran yang sama denga Guillemot. Ia yakin bahwa teknologi streaming akan menggantikan konsol. Salah satu teknologi streaming atau online yang ada yaitu Cloud. Teknologi komputer berbasis sistem Cloud akan menjadikan internet sebagai pusat server untuk mengelola data besar. Dengan adanya teknologi tersebut, Cloud Computing akan sedikit menghemat pengeluaran gamer terkait update hardware.

3.       Virtual Reality dan Motion Sensor
Dapat dikatakan pada tahun 2016 ini merupakan tahun yang menjadi titik awal perkembangan Virtual Reality (VR) pada dunia game. Virtual Reality dapat membawa para pengguna terlibat dalam lingkungan dan keadaan sesungguhnya yang terdapat dalam game yang mereka mainkan. Perusahaan besar seperti Facebook, Google, dan Intel pun telah memulai investasi mereka dalam teknologi Virtual Reality. Sedangkan perkembangan motion sensor telah ada sejak beberapa tahun lalu. Sensor elektronik ini akan membantu dalam mendeteksi gerakan pengguna dan mengintegrasikannya pada perangkat dan lingkungan sekitarnya. Sehingga perkembangan tersebut menciptakan teknologi baru yaitu motion gaming. Motion gaming dapat memungkinkan pengguna terlibat dan bergerak secara langsung dalam memainkan suatu game. Sebagai contoh, pada game running, pengguna dapat memainkan game tersebut dengan cara berlari, meloncat, menghindar dari rintangan seperti semestinya apa yang orang lain lakukan pada dunia nyata.